
Aplikasi World App dari Worldcoin sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini karena menawarkan imbalan uang tunai dengan imbalan pemindaian iris mata. Namun, BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) memperingatkan adanya risiko privasi dan keamanan data biometrik yang mengintai pengguna aplikasi ini. Artikel ini mengulas imbauan resmi BSSN tentang hal ini serta langkah-langkah pencegahan untuk melindungi data pribadi warga.
Risiko Privasi Data Biometrik dari Aplikasi World App
- Imbalan Pemindaian Iris: World App menawarkan imbalan uang tunai (token kripto) bagi pengguna yang memindai iris mata menggunakan Orb. Iming-iming menggiurkan inilah yang membuat banyak orang mengantre demi mendapatkan uang mudah.
- Data Iris Sangat Sensitif: Iris mata adalah data biometrik unik yang sangat sensitif dan tidak bisa diganti jika bocor. Berbeda dengan password atau PIN yang masih bisa diubah, sekali data iris tersebar, korban berisiko mengalami penyalahgunaan identitas seumur hidup.
- Kebocoran & Penyalahgunaan Data: Data iris yang bocor bisa disalahgunakan untuk membuat identitas digital palsu atau deepfake. Bahkan, pihak Worldcoin (pembuat World App) sendiri menyebut Orb dipakai untuk melawan “ancaman identitas digital palsu” dalam era kecerdasan buatan.
- Larangan Internasional: Regulator di Spanyol dan Jerman sudah memerintahkan Worldcoin menghapus semua data iris yang dikumpulkan karena dinilai melanggar aturan perlindungan data pribadi, menandakan isu ini mendapat perhatian global.
- Permintaan Izin Akses Berlebihan: Selain iris, aplikasi ini meminta izin akses ke banyak data pribadi lain seperti kontak, kamera, lokasi, foto/media, penyimpanan, dan telepon. Akses berlebihan semacam ini meningkatkan potensi kebocoran informasi sensitif.
- Eksploitasi Kelompok Rentan: Iming-iming uang tunai sangat rawan menjerat masyarakat berpenghasilan rendah. Netizen menyatakan bagi mereka yang hidup di bawah tekanan ekonomi, tawaran Rp800.000 terasa sangat berarti. Kondisi ini bisa mengeksploitasi orang miskin tanpa mereka pahami risiko privasi yang muncul.
Tips Aman Hadapi Aplikasi Berisiko: Imbauan dari BSSN
BSSN dan Pemerintah Kota Pekalongan mengimbau warga agar tidak sembarangan membagikan data pribadi, terutama data biometrik seperti iris mata. Beberapa langkah pencegahan yang dianjurkan:
- Hati-hati Beri Data Biometrik: Jangan sembarang memberikan foto mata atau data biometrik lain ke aplikasi tak dikenal. Ingatlah iris mata tidak berubah sepanjang hidup – sekali bocor, risikonya sangat besar.
- Periksa Izin Aplikasi: Selalu periksa izin yang diminta aplikasi. Waspadai aplikasi yang meminta banyak izin sensitif (kontak, kamera, lokasi, foto, dll.) tanpa alasan jelas.
- Gunakan Aplikasi Resmi Berizin Pemerintah: Pilih hanya aplikasi yang sudah terdaftar dan berizin resmi. Aplikasi yang belum tercatat sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) berisiko diblokir dan belum tentu aman digunakan.
- Laporkan Aplikasi Mencurigakan: Jika menemukan aplikasi mencurigakan atau aktivitas privasi yang meragukan, segera laporkan melalui kanal aduankonten.id untuk tindakan lebih lanjut.
- .Tingkatkan Literasi Digital: Edukasikan diri tentang keamanan digital. Hindari tergiur iming-iming cepat yang tidak masuk akal. Dengan literasi yang baik, masyarakat dapat membedakan aplikasi aman dan terhindar dari jebakan data.
Imbauan BSSN ini menegaskan pentingnya kewaspadaan dan literasi digital di era teknologi. Sebagai penutup, Pemerintah Kota Pekalongan mengajak seluruh warga untuk selalu bijak menggunakan teknologi: cek izin aplikasi sebelum diunduh, pahami risiko privasi, dan segera laporkan kepada pihak berwenang jika menemukan aplikasi mencurigakan. Dengan langkah ini, kita bersama melindungi data pribadi dan keamanan digital masyarakat.