
Pekalongan – Di era digital yang terus berkembang, ancaman kejahatan siber kian meresahkan. Pesatnya adopsi teknologi oleh masyarakat memberikan banyak manfaat, namun juga memunculkan risiko, terutama terkait keamanan data pribadi dan eksploitasi online terhadap anak-anak. Menjawab tantangan ini, Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Pekalongan menyelenggarakan sosialisasi bertajuk “Lindungi Generasi Digital: Mencegah Eksploitasi Online & Melindungi Data Pribadi”. Kegiatan ini diadakan pada Selasa, 15 Oktober 2024, di Ruang Jlamprang Setda Kota Pekalongan dan merupakan bagian dari peringatan Bulan Kesadaran Keamanan Siber yang berlangsung setiap Oktober.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital dan membangun kesadaran masyarakat, khususnya di Kota Pekalongan, akan pentingnya menjaga keamanan data pribadi serta melindungi anak-anak dari eksploitasi online. Dengan dihadiri tokoh masyarakat, serta anggota PKK dari seluruh kecamatan dan kelurahan, kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat langkah Kota Pekalongan dalam membangun ekosistem digital yang aman.
Maraknya Kejahatan Siber di Indonesia
Fenomena kejahatan siber di Indonesia telah menjadi sorotan serius. Kasus pencurian data pribadi hingga eksploitasi anak secara online atau Online Child Sexual Exploitation and Abuse (OCSEA) kian marak terjadi. Berdasarkan data yang dilaporkan, berbagai platform media sosial dan situs-situs online menjadi tempat bagi oknum tak bertanggung jawab untuk menjalankan aksi jahat mereka. Seringkali, anak-anak menjadi korban eksploitasi tanpa mereka sadari.
Plt. Walikota Pekalongan, H. Salahudin, dalam sambutannya di acara tersebut, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat, terutama para orang tua, dalam menjaga anak-anak mereka dari ancaman dunia maya. “Masyarakat harus mulai lebih aware terhadap anak-anaknya. Mengingat, jejak digital yang suatu saat bisa dengan mudah dibuka orang lain pada saat anak-anak ini tumbuh dewasa harus mulai diawasi dan diperiksa. Jangan sampai 10 sampai 20 tahun kemudian, pada saat anak-anak ini membutuhkan image yang baik, data-data mereka sudah diakses dan dipegang akunnya oleh orang lain yang tidak bertanggungjawab,” ujar Salahudin.
Hal ini, menurutnya, menjadi semakin penting karena data pribadi, jika jatuh ke tangan yang salah, bisa disalahgunakan untuk tujuan yang merugikan, seperti pencurian identitas, penipuan online, hingga penyalahgunaan data dalam layanan peminjaman uang. “Kita semua harus saling bahu-membahu antara pemerintah dan masyarakat untuk mencegah eksploitasi online dan melindungi data pribadi,” tambahnya.
Edukasi Pencegahan OCSEA dan Perlindungan Data Pribadi
Salah satu topik utama yang dibahas dalam sosialisasi ini adalah pencegahan OCSEA, yang disampaikan oleh Endah Wulandari, S.Psi, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Pemenuhan Hak Anak, dan Perlindungan Perempuan di Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perlindungan Perempuan, dan Anak (DPMPPA) Kota Pekalongan. Endah memaparkan betapa pentingnya peran keluarga dan lingkungan dalam melindungi anak dari ancaman di dunia maya. “Banyak kasus grooming online yang menargetkan anak-anak melalui media sosial. Kita harus selalu waspada dan aktif berkomunikasi untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang bahaya ini,” jelas Endah.
Selain itu, perlindungan data pribadi juga menjadi perhatian utama dalam acara tersebut. Moh. Rofqi Maulana, M.Kom, Ketua Relawan TIK Kota Pekalongan, menjelaskan bahwa banyak masyarakat yang belum menyadari betapa pentingnya menjaga keamanan data pribadi di era digital. Ia mengingatkan bahwa data pribadi yang tersebar secara tidak sengaja dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk kejahatan siber. “Jangan terlalu mudah membagikan informasi pribadi, seperti alamat, nomor telepon, atau bahkan foto diri di platform online. Data diri Anda adalah aset yang berharga dan harus dijaga sebaik mungkin,” ujarnya.
Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat
Dinas Kominfo Kota Pekalongan, di bawah kepemimpinan Arif Karyadi, terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait keamanan siber melalui berbagai sosialisasi dan kampanye. “Kami selalu memberikan informasi dan himbauan melalui media sosial yang dimiliki Dinas Kominfo, apabila ada nomor yang tidak dikenal dan mencatut salah satu nama pejabat untuk kepentingan tertentu, disertai harus mentransfer sejumlah uang agar bisa diabaikan. Sebab, informasi tersebut sudah dipastikan HOAKS,” kata Arif.
Arif juga menyampaikan bahwa pihaknya tak henti-hentinya menerima pengaduan dari masyarakat terkait kasus-kasus kejahatan siber. “Pengaduan kejahatan siber pernah ada yang masuk dan kami tindaklanjuti bersama dinas terkait. Misalnya terkait aduan kekerasan seksual kami libatkan LPPAR, penipuan online, kami kolaborasi dengan pihak kepolisian setempat sesuai dengan tupoksi masing-masing,” tambahnya.
Upaya pemerintah ini tentu membutuhkan peran aktif dari masyarakat. Tanpa kesadaran kolektif, akan sulit untuk menanggulangi ancaman kejahatan siber yang terus berkembang. Salah satu contoh yang sering terjadi di masyarakat adalah kebiasaan untuk membagikan informasi pribadi secara berlebihan di media sosial. Padahal, hal ini justru meningkatkan risiko terjadinya pencurian identitas dan eksploitasi data.
Membangun Budaya Keamanan Digital
Sosialisasi keamanan siber ini diharapkan mampu menanamkan kesadaran dan membangun budaya keamanan digital di masyarakat Kota Pekalongan. Salah satu aspek yang menjadi perhatian adalah bagaimana melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga pihak swasta dalam menciptakan lingkungan digital yang aman dan bertanggung jawab.
Dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh Pemerintah Kota Pekalongan dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan ancaman kejahatan siber, khususnya yang menyasar anak-anak dan data pribadi, dapat ditekan. Acara ini juga menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk lebih melek digital dan mengambil langkah proaktif dalam melindungi generasi masa depan dari bahaya dunia maya.
Dalam konteks ini, sosialisasi “Lindungi Generasi Digital: Mencegah Eksploitasi Online & Melindungi Data Pribadi” bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, tetapi sebuah panggilan aksi untuk seluruh elemen masyarakat agar lebih berhati-hati dan bijak dalam menggunakan teknologi digital. Kita semua memegang peran penting dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dan sehat bagi generasi mendatang.